
Jakarta – Raksasa teknologi Google mengumumkan akan meluncurkan protokol pembayaran baru yang dirancang untuk agen kecerdasan buatan (AI), proyek ini memungkinkan transaksi dilakukan menggunakan stablecoin yang dipatok dolar AS serta jaringan kartu tradisional. Proyek sumber terbuka (open-source) ini dikembangkan melalui kolaborasi strategis dengan bursa aset kripto Coinbase dan lebih dari beberapa perusahaan terkemuka lainnya, menandai langkah signifikan dalam integrasi AI, blockchain, dan sistem keuangan konvensional.
Menjembatani Dunia AI dan Keuangan Digital
Dalam pengumumannya pada hari Rabu (17/9/2025), Google memperkenalkan sebuah solusi yang bertujuan untuk memperluas kerangka kerja interoperabilitas agen AI mereka ke dalam sektor pembayaran. Protokol baru ini pada dasarnya memberikan kemampuan bagi agen AI, sebuah program cerdas yang dapat bertindak secara mandiri atas nama penggunanya untuk melakukan transaksi keuangan secara otonom dan aman.
Teknologi ini memungkinkan agen AI untuk menjalankan tiga fungsi utama dalam sebuah transaksi: memverifikasi persetujuan pengguna, menerapkan batasan pengeluaran yang telah dikodekan, dan menyelesaikan pembayaran. Hebatnya, penyelesaian transaksi ini dapat dilakukan melalui dua jalur: jaringan kartu kredit/debit konvensional atau menggunakan aset on-chain, yaitu aset digital seperti stablecoin yang transaksinya tercatat di blockchain.
Untuk pembaca awam, stablecoin adalah jenis aset kripto yang nilainya diikat pada aset lain yang lebih stabil, seperti mata uang dolar AS, sehingga harganya tidak berfluktuasi secara drastis seperti Bitcoin atau Ethereum.

Kolaborasi Lintas Industri Skala Besar
Langkah Google ini didukung oleh aliansi kuat yang terdiri dari lebih dari 60 perusahaan dari berbagai sektor. Selain Coinbase yang menjadi mitra utama dari sisi kripto, nama-nama besar lainnya termasuk raksasa perangkat lunak Salesforce, perusahaan jasa keuangan American Express, dan platform e-commerce Etsy.
Keterlibatan para pemimpin industri ini mengindikasikan adanya dorongan bersama untuk menciptakan sebuah standar terbuka dan interoperabel, di mana berbagai sistem dapat saling berkomunikasi untuk memfasilitasi transaksi di era ekonomi digital yang semakin terotomatisasi.
Visi Jangka Panjang dan Dampaknya
Potensi dari teknologi ini sangatlah luas. Jika agen AI menjadi semakin umum digunakan sebagai asisten belanja, pialang digital, atau bot otomatis untuk operasional kantor (back-office), maka sistem pembayaran yang efisien dan dapat diaudit menjadi sebuah keharusan.
Penggunaan stablecoin dalam protokol ini dapat memperluas pemanfaatan aset kripto di luar ranah perdagangan dan spekulasi. Bagi dunia usaha, transaksi yang diselesaikan di blockchain menawarkan keuntungan berupa jejak audit (audit trail) yang jelas, transparan, dan tidak dapat diubah, sehingga meningkatkan akuntabilitas dan keamanan.
Inisiatif ini juga merupakan pengembangan lebih lanjut dari proyek percontohan “Universal Ledger” yang sebelumnya digagas oleh Google Cloud. Hal tersebut menandakan adanya strategi jangka panjang dari Google untuk secara aktif menggabungkan keunggulan jalur keuangan tradisional dan sistem berbasis kripto untuk mendorong inovasi dalam otomatisasi.
Langkah Selanjutnya dalam Otomatisasi Ekonomi
Peluncuran protokol pembayaran dari Google ini dipandang sebagai fondasi penting bagi masa depan ekonomi otonom. Dengan adanya standar yang terbuka, diharapkan semakin banyak pengembang dan perusahaan yang akan mengadopsi teknologi ini. Langkah Google ini berpotensi mempercepat realisasi dunia di mana agen-agen AI dapat berinteraksi dan bertransaksi secara lancar, aman, dan efisien atas nama penggunanya.

Bukan emas atau permata, tapi ilmumulah harta yang tak akan bisa dicuri. Teruslah belajar, karena Anda sedang menimbun kekayaan sejati.