
CEO Nvidia, Jensen Huang, mengatakan bahwa kehadiran kecerdasan buatan (AI) dan robot di masa depan justru akan membuat manusia menjadi lebih sibuk, bukan lebih santai. Menurutnya, hal ini karena percepatan penyelesaian tugas berkat kemajuan teknologi ini dan akan menciptakan sebuah siklus di mana manusia terus menantikan pekerjaan berikutnya.
Huang mengelaborasi pandangannya dengan menjelaskan bahwa banyak pekerjaan yang sebelumnya membutuhkan waktu lama kini dapat diselesaikan dalam waktu yang jauh lebih singkat dengan bantuan robotika dan AI. Efisiensi ini, alih-alih menciptakan waktu luang, justru akan meningkatkan ekspektasi produktivitas dan mendorong manusia untuk segera beralih ke tugas selanjutnya.

“Banyak pekerjaan yang dulunya memakan waktu kini bisa dikerjakan lebih cepat. Hal ini membuat manusia akan selalu menunggu pekerjaan selanjutnya,” ujar Huang dalam sebuah pemaparannya mengenai dampak teknologi terhadap dunia kerja.
Meskipun demikian, di sisi lain Huang tetap menyuarakan harapan agar kebijakan empat hari kerja dapat terwujud di masa depan. Harapan ini didasari oleh potensi peningkatan produktivitas masif dan pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh adopsi AI. Dengan skenario tersebut, ia optimis manusia dapat memiliki lebih banyak waktu berkualitas.
“Dengan begitu, manusia dapat menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga, membaca buku, atau bepergian di akhir pekan,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Huang juga tidak luput menyinggung isu-isu strategis lain yang tengah menjadi sorotan di industri teknologi global. Ia membahas kontroversi seputar kebijakan penjualan chip dari Amerika Serikat ke China serta diskursus mengenai potensi terjadinya gelembung valuasi (bubble) di sektor kecerdasan buatan.
Sebagai penegas visinya, Huang menyoroti salah satu inovasi konkret dari perusahaannya, yaitu chip Jetson Thor. Ia menyebut chip canggih tersebut sebagai “otak robot” yang diprediksi akan menjadi komponen krusial dalam revolusi robotika dan secara fundamental akan mengubah berbagai aspek kehidupan manusia di tahun-tahun mendatang.
Pernyataan dari pimpinan salah satu perusahaan semikonduktor paling berpengaruh di dunia ini memberikan perspektif baru dalam perdebatan mengenai dampak AI terhadap adopsi dikehiduoan masyarakat. Pandangan Huang mengindikasikan bahwa transisi menuju era AI tidak serta-merta berarti berkurangnya beban kerja, melainkan pergeseran fundamental pada cara manusia bekerja dan berinteraksi dengan teknologi.

Bukan emas atau permata, tapi ilmumulah harta yang tak akan bisa dicuri. Teruslah belajar, karena Anda sedang menimbun kekayaan sejati.